Kami sarankan kepada penanya untuk mempelajari bahasa Arab, ilmu alat lainnya dan ilmu syariat secara umum supaya bisa memahami kisah-kisah dalam al-Qur'an dan as-Sunnah kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan indah dengan tetap berpegang pada nilai orisinalitas cerita itu sendiri.
Atau bisa juga penanya mengumpulkan kisah-kisah nyata dari masa lampau hingga kini serta menyampaikannya dalam bentuk yang bagus dengan tetap menjaga nilai orisonalitas sumber. Semoga dengan begitu masayarakat dan pembaca mendapatkan kisah yang menginspirasi dari sumber yang terpercaya.
Terkait novel fantasi maka kami sarankan untuk menggantinya dengan sesuatu yang nyata sebagaimana kami sebutkan sebelumnya. Ulama' yang duduk di Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi pernah ditanya: Apakah seseorang boleh menulis cerita yang diambil dari khayalan? Kenyataannya semua yang ada di situ adalah dusta, namun cerita itu ditulis untuk anak-anak sebagai bahan bacaan dan pelajaran?
Mereka menjawab: Seorang Muslim dilarang menulis cerita dusta seperti ini. Cerita yang ada dalam Alquran, Sunah dan cerita nyata lainnya yang sesuai dengan realitas dan kenyataan, semua itu sudah mengandung pelajaran dan nasihat yang cukup. Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa
Ketua Abdurrazzaq `Afifi (Wakil Ketua Komite)
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Ketua)
Pertanyaan Ketujuh dari Fatwa Nomor 6252
Wallahu ta'ala a'lam