وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
1. Pendapat yang menerangkan disyariatkannya bertumpu dengan punggung tangan yang mengepal berdalil dengan beberapa riwayat, diantaranya:
عَنِ الْأَزْرَقِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: رَأَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ وَهُوَ يَعْجِنُ فِي الصَّلَاةِ يَعْتَمِدُ عَلَى يَدَيْهِ إِذَا قَامَ، فَقُلْتُ: مَا هَذَا يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ؟ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِنُ فِي الصَّلَاةِ»
Dari al-Azraq bin Qais ia berkata: Saya melihat Abdullah bin Umar sedang "ya'jinu"pada shalatnya yakni bertopang dengan kedua tangannya bila ia bangkit, kemudian saya katakan: Saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan 'ajn" saat shalat. HR. Ath-Thabrani di Mu'jam al-Ausath 4/213
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid menerangkan makna 'ajn: Yaitu orang yang shalat bangkit dari satu raka'at ke raka'at lain seperti gerakan orang yang membuat adonan. Yakni dia mengepalkan kedua tangannya kemudian bertopang dengan punggung tangannya saat bangkit, sebagaimana keadaan orang yang membuat adonan.
2. Diantara hujjah orang yang berpendapat demikian:
"ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا"
“Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat jari beliau,kemudian aku melihat beliau menggerakkannya, seraya berdoa dengannya.”HR. An-Nasai no.889 dan yang lainnya. Dishahihkan oleh al-Albani.
والله تعالى أعلم بالحق والصواب