وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Pernyataan tersebut adalah salah, karena ada hadits-hadits yang meski sebagiannya tidak secara tegas menyebutkan jumlah raka'at, akan tetapi secara umum itu jelas menerangkan jumlah raka'at shalat fardhu. Apapun latar belakang dari si khatib untuk melemparkan pernyataan yang kontroversial ini, tindakannya tidak bisa dibenarkan. Di sisi lain ini menunjukkan kepada kita semua tetntang pentingnya ilmu sebelum kita berucap dan beramal. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak semua yang dibawakan oleh orang yang punya suara di tengah masyarakat adalah benar.
Oleh karena itu kaum muslimin seharusnya rajin menuntut ilmu sehingga tidak terbawa oleh omongan-omongan kosong yang tidak berdasar, yang berusaha menyebarkan keragu-raguan dalam masalah yang sudah tetap dan disepakati oleh ulama' sejak zaman dahulu.
Dalil masalah raka'at ini ada dua, dari Hadits dan Ijma' (kesepakatan ulama')
Pertama: dari hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam
Shalat Subuh:
عن قيس بن عمرو قال : رأى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- رجلاً يصلي بعد صلاة الصبح ركعتين، فقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-:صلاة الصبح ركعتان.
فقال الرجل: إني لم أكن صليت الركعتين اللتين قبلهما فصليتهما الآن، فسكت رسول الله -صلى الله عليه وسلم-. رواه أبو داودو رقم 1267. صححه الألباني
Dari Qais bin ‘Amr, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki melaksanakan shalat dua raka’at setelah shubuh, maka Rasul shallallahu alaihi wa sallamberkata : shalat Subuh (hanya) 2 raka’at.
Laki-laki itu menjawab: aku belum shalat dua raka’at sebelum Subuh jadi aku melaksanakannya sekarang, maka Rasul shallallahu alaihi wa sallam terdiam.
Shalat Dhuhur dan Ashar
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقوم في الظهر في الركعتين الأوليين في كل ركعة قدر قراءة ثلاثين آية وفي الآخريين في كل ركعة قدر قراءة خمس عشرة آية وكان يقوم في العصر في الركعتين الأولتين في كل ركعة قدر قراءة خمس عشرة آية وفي الأخرتين قدر نصف ذلك. رواه أحمد رقم 11802. قال المحقق( شعيب الأرنؤوط) إسناده صحيح على شرط مسلم
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasanya berdiri pada shalat Dzuhur di dua rakaat pertama, pada setiap rakaat (lamanya berdiri sekitar) seperti membaca tiga puluh ayat, dan pada dua rakaat lainnya sekitar lima belas ayat, atau, separuh dari itu. Sedang dalam shalat Ashar, di dua rakaat pertama pada setiap rakaat (lama berdirinya) seperti membaca sekitar lima belas ayat. Dan Pada dua rakaat lainnya separuh dari itu
Shalat Maghrib
لا توتروا بثلاث، أوتروا بخمس، أو بسبع، ولا تشبهوا بصلاة المغرب»رواه ابن حبان رقم 2429.صححه الألباني
Jangan kamu shalat witir 3 rakaat, (tetapi) shalatlah witir 5 atau 7 raka’at, dan janganlah kamu menyerupakannya dengan shalat Maghrib."
Shalat Isya’
عن جابر بن سمرة، قال: شكا أهل الكوفة سعدا إلى عمر رضي الله عنه، فعزله، واستعمل عليهم عمارا، فشكوا حتى ذكروا أنه لا يحسن يصلي، فأرسل إليه، فقال: يا أبا إسحاق إن هؤلاء يزعمون أنك لا تحسن تصلي، قال أبو إسحاق: أما أنا والله «فإني كنت أصلي بهم صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم ما أخرم عنها، أصلي صلاة العشاء، فأركد في الأوليين وأخف في الأخريين» رواه البخاري رقم 755
dari Jabir bin Samurah berkata, Penduduk Kufah mengadukan Sa'd (bin Abu Waqash) kepada 'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd karena dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan ditanya, Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam shalat? Abu Ishaq menjawab, Demi Allah, aku memimpin shalat mereka sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir.
Kedua: Dalil Ijma’
Ibnu Mundzir menceritakan bahwa jumlah raka’at shalat Fardhu yang kita ketahui bersama adalah termasuk perkara yang disepakati (Ijma’).
Lihat kitab Al-Awasath fi Sunan wa Al-Ijma’ wa Al-Ikhtilaf juz.2 hal.318
Wallahu a’lam Bishowab