Oleh Ustadz Abul Jauzaa
KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sesungguhnya seorang hamba apabila ia melakukan dosa, akan membekas satu titik hitam dalam hatinya.
Apabila ia meninggalkannya seraya beristighfar dan bertaubat (kepada Allah Ta'ala), hatinya akan dibersihkan (dari titik hitam tersebut).
Namun apabila ia kembali berbuat dosa, akan ditambahkan titik hitam dalam hatinya hingga memenuhinya.
Maka itulah 'ar-raanu' yang disebutkan Allah Ta'ala dalam ayat : 'Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka'.
(QS. Al-Muthaffifiin : 4)"
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3334, dan ia berkata : 'Ini adalah hadits hasan shahih']
========================
Jumuah 21 Dzulqo'dah 1439 H / 3 Agustus 2018
http://www.salamdakwah.com/artikel/4895-keutamaan-istighfar