Oleh Ustadzah Ari Mardiah Joban
{إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا} [الأحزاب : 72]
" Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. "
(Qs. Al-Ahzab: 72)
Beratnya sebuah amanat sampai-sampai langit, bumi dan gunung enggan memikul amanat karena takut tidak dapat melaksanakannya.
Jangan sepelekan sebuah amanat!
Berikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.
Dan berhati-hatilah karena berkhianat dari amanat merupakan salah satu ciri orang-orang munafik, sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه و سلم:
آية المنافق ثلاث: إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف وإذا اؤتمن خان. رواه البخاري (٣٣) و مسلم (٥٩)
“ Tanda-tanda kemunafikan ada tiga. Jika berbicara, ia dusta. (2) Jika berjanji, ia mengingkari. (3) dan jika dipercaya, ia berkhianat. ” (HR. al-Bukhari: 33, Muslim: 59)
___
Dipost Ustadzah Ari Mardiah Joban -hafizhahullah- tgl 19 Rabiul Awal 1437 / 31 Desember 2015