Bismillah. Bersyukur kepada Allah atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya merupakan kewajiban setiap hamba. Orang yang pandai bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat di dunia dan akhirat, diantaranya:
1. Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah.
Allah ta’ala berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS. Ibrahim: 7)
2. Selamat dari siksaan Allah.
Allah ta’ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
“Tidaklah Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa’ : 147)
Yang dimaksud Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya ialah Allah memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema’afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
3. Mendapatkan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman:
وَسَيَجْزِ اللهُ الشَاكِرِيْنَ
“Dan Allah akan memberi ganjaran pahala bagi orang-orang yang bersyukur ”. (QS. Ali ‘Imran: 144)
Demikian keutamaan bersyukur kepada Allah atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat. Dan Smg kita semua menjadi hamba ALLAH yg selalu bersyukur kepada-Nya. Amiin.
(*) Lanjutan:
4. Melihat kepada orang-orang yang derajatnya dibawah kita dalam urusan dunia.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
“Lihatlah kepada orang yang berada dibawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau melihat kepada orang yang berada diatasmu (dalam masalah ini).
Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sebagai contoh, kita melihat masih banyaknya orang yang lebih miskin daripada kita dalam hal harta benda baik berupa uang, tempat tinggal, kendaraan, perhiasan, jabatan/kedudukan, atau pun makanan, minuman dan pakaian. Atau kita juga melihat kepada orang-orang yang kurang sempurna dalam hal fisik (cacat jasmani), sementara kita memiliki fisik atau badan yang sempurna dan sehat.
Adapun dalam urusan agama dan akhirat (yakni keimanan dan ketaatan, atau ilmu dan amal ibadah, atau komitmen dengan Al-Quran dan As-Sunnah), maka hendaknya kita melihat kepada orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada kita. Karena dengan demikian, kita semakin terdorong untuk bersemangat dalam menambah keimanan, ilmu agama, dan amal ibadah, serta semakin sungguh-sungguh untuk menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat yang akan menghancurkan dan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat.
Kita memohon kepada Allah ta’ala agar menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, dan menganugerahkan kepada kita kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Amiin.
(Klaten, 13 Rabi'uts Tsani 1436 / 3 Februari 2015)