Oleh: Ustadz dr. Raehanul Bahraen hafidzahullah
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,
هويتك إذ عينى عليها غشاوة … فلما انجلت قطعت نفسي ألومها
“Kecintaanku kepadamu menutup mataku
Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri.” [1]
awalnya saling memainkan sandiwara cinta tak halal saja. setelah sekian tidak lama dan bosan, baru nampak belangnya…
Ketika di AWAL
“tolong datang berikan dunk, pengen ditemani belanja.” (wuuzzz, 5-10 menit tiba)
SEKARANG:
“papa temani belanja yuk” (jawaban: belanja aja ndiri… sibuk niii)
ATAU, DAHULU:
“yankku, gunung akan kudaki, selat kan kusebrangi, jikalau kangen”
SEKARANG:
“kok ga pernah sms lagi sih?”
“brisik amat ni HaPe sih, gue lagi ada gebetan baru ni (selingkuh)”
Yang terlihat darinya hanya yang baik-baik saja, seakan-akan dunianya dipenuhi dengan bayang semu kebaikan pujaan hati.
Setelah lama berlalu masa,
setelah jemu melanda,
setelah habis sari pati bunga dihisap, barulah ia menyesal
Abul Abbas Al-Hamawi rahimahullah Menjelaskan mengenai Al-‘isyq,
عَشِقَ عَشَقًا مِنْ بَابِ تَعِبَوَالِاسْمُ الْعِشْقُ بِالْكَسْرِ قَالَ ابْنُ فَارِسٍ الْعِشْقُ الْإِغْرَامُ بِالنِّسَاءِ وَالْعِشْقُ الْإِفْرَاطُ فِي الْمَحَبَّةِ رَجُلٌ عَاشِقٌ وَامْرَأَةٌ عَاشِقٌ أَيْضًا.
“Al-’isyq dengan kata kerja ‘asyiqo-‘asyaqon dari bab tasrif tabi’a, menggunakan kasroh
Berkata Ibnu Al-Faris rahimahullah berkata:
“Al-’isyq adalah memuja/menggemari wanita, berlebih-lebihan dalam cinta, istilah untuk laki-laki dan juga wanita.” [2]
Semoga yang terjangkit penyakit ini bisa sembuh dan semoga yang belum tidak akan pernah terjangkiti.
Ustadz dr. Raehanul Bahraen hafidzahullah
1 Muharram 1436 / 25 Oktober 2014
[1] Al-Jawabul Kaafi 214, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah
[2] Al-Misbah Al-Munir 2/412, Maktabah ‘ilmiyah, Beirut, Asy-Syamilah