Penulis: Al-Ustadz Rochmad Supriyadi, Lc hafidzahullah
Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;
Dalam bahasan yang terdahulu telah kita uraikan Tilawah secara harfiah, yaitu dengan membaca surat-surat-Nya, dan ayat-ayat-Nya.
Di bagian kedua ini akan kita bahas tentang Tilawah secara makna dan hukum yang berupa mengimani dan membenarkan berita-berita didalamnya, mengikuti hukum-hukumnya, menjalankan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
Bahasan ini merupakan sangat penting dikarenakan tujuan yang utama dari diturunkannya Al-Qur`an.
Allah Ta`ala berfirman,
(Artinya) “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS Sad: 29)
Oleh karena itu para salaf ridwanallahu 'alaihim senantiasa mempelajari Al-Qur`an, memahami kandungannya serta mempraktekkan hukum-hukum yang ada didalamnya.
Abu Abdurrahman As Sulamy berkata, “Para sahabat yang dahulu mengajarkan Al-Qur`an seperti Utsman ibnu Affan, Abdullah ibnu Mas`ud dan selain mereka telah bercerita kepada kami, bahwasanya dahulu mereka apa bila mempelajari 10 ayat dari Al-Qur`an maka mereka tidak menambahnya hingga selesai mempelajari ilmu dan mengamalkannya, dan mereka berkata: “Kami mempelajari Al-Qur`an secara ilmu dan mengamalkannya.”
Tilawah jenis ini adalah yang akan memberikan keselamatan dan kebahagiaan serta menjaga dari kebinasaan & kesengsaraan.
Allah Ta`ala berfirman,
(Artinya) “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”
Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.”
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” (QS Taha: 123~127)
Semoga Allah Ta`ala memberikan taufik kepada kita, sehingga diberikan kekuatan untuk membaca dan Tilawah Al-Qur`an dengan sebenarnya, dan kita dapat meraih keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.